Pondok Pesantren Bina akhlaq - Ayo Ke Cianjur, pertama kali dirintis oleh K.H. Djalaluddin Isa Putra pada
tahun 1982 di Cianjur dan resmi memiliki pemondokan ala kadarnya tahun
1993 di kampung Sukawargi (dahulu Cikadu) Desa Babakan Karet Kecamatan
Cianjur.
Berawal dari rasa kepedulian beliau, melihat
kenyataan yang terjadi khususnya yang menimpa generasi muda kita baik di
Cianjur ataupun daerah lain, dimana aturan agama dan norma kemanusiaan
jauh terabaikan.
Arus Globalisasi yang begitu gencar, telah menggeser nilai-nilai budaya dan moral sebagai Bangsa Indonesia,
akibatnya pola hidup dan daya fantasi generasi muda kita tenggelam ke
dalam kehidupan yang penuh kebebasan, kekerasan, sadisme, dan hal-hal
yang tidak logis.
Lemahnya mental dan kurangnya kepedulian sebagian
orang tua terhadap perkembangan kehidupan generasi muda, membuat
kehidupan generasi muda kita semakin terpuruk. Pergaulan bebas dan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba) akhirnya menjadi
alternatif bagi mereka.
Terdodrong oleh panggilan nurani dan tanggung jawab terhadap Agama, Bangsa, dan Negara akhirnya K.H. Djalaluddin Isa Putra memberanikan
diri untuk mencoba mengadakan semacam pembinaan terhadap generasi muda
yang menjadi korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang (Narkoba). Berbekal ilmu Agama yang beliau peroleh dari
Pesantren dan Ilmu Pijat (Akupresur), serta ilmu Anatomi tubuh yang
beliau pelajari dari ilmu bela diri, maka beliau mencoba
mengkombinasikannya sehingga lahirlah suatu sistem metoda pembinaan yang
memang masih jarang ditemui pada saat ini, disamping di bina akhlaqnya
(mental), ditambah dengan pemijatan (refleksi) urat-urat syaraf yang
memang rusak akibat dari penggunaan obat-obatan terlarang (Narkoba)
tersebut.
Masih sedikitnya Pesantren maupun lembaga pembinaan
yang khusus membina dan mengarahkan para korban pergaulan bebas dan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba), timbul rasa optimisme
bahwa pembinaan semacam itu dapat dijadikan alternatif sesuai dengan
tuntutan jaman.
Alhamdulillah bahwa tanggapan dari masyarakat atas
ide tersebut sangat positif, kemudian berkembang menjadi semacam tekad
yang sangat kuat. Dengan sarana dan prasarana apa adanya, sejak tahun
1993 sampai saat ini, Pondok Pesantren Rehabilitasi “Bina Akhlaq” telah
membina hampir 7000 orang pasien (santri), para generasi muda dan mudi
yang menjadi korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang (Narkoba), dan kini mereka telah kembali ke masyarakat dengan
keadaan sehat lahir maupun batin.
Pemilihan nama “Bina Akhlaq” bagi Pesantren
Rehabilitasi ini, didasari oleh jiwa dan semangat untuk menjadikan
pesantren ini sebagai pesantren yang memprioritaskan akhlaq (mental dan
moral) dalam pembinaannya, sebagai upaya penanggulangan korban pergaulan
bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba) dengan
menggunakan sistematika wahyu sebagai pola dasar dalam pembinaannya.
Dengan kondisi asrama (pemondokannya) yang hanya berukuran 100 m2, sampai saat ini Pondok Pesantren Rehabiltasi Narkoba “Bina Akhlaq” hanya
bisa menampung santri sebanyak 215 orang santri saja, oleh karena itu
system penerimaan santri menggunakan sistem estafeta.
I. GAMBARAN YAYASAN
Yayasan Bina Akhlaq terletak di Kampung Sukawargi
Desa Babakan Karet Kecamatan dan Kabupaten Cianjur, kurang lebih 3
kilometer dari jalan protokol Cianjur – Jakarta.
Corak masyarakat sebagian besar berada dalam garis keterbatasan. Hal
ini mengakibatkan keberadaan Yayasan kurang leluasa untuk mencari dana
dari daerah setempat.
II. POLA DASAR PEMBINAAN
§ MAKSUD DAN TUJUAN
Melahirkan dan membentuk generasi muda yang
berkepribadian baik dan mulia serta membentuk cara dan pola berpikir
santri(Pasien) yang konstruktif dan produktif dalam berbuat baik
semaksimal mungkin dan selalu bermental positif dan optimis dalam
menanggapi seluruh kenyataan hidup dan selalu siap mengambil inisiatif
dan penuh perhatian dalam memikirkan kepentingan orang lain serta
terbiasa dalam memikul tanggung jawab.
§ KEGIATAN DAN METODA PEMBINAAN
a. Bimbingan Spiritual
Membangkitkan mental spiritual para santri(Pasien)
dengan mengajarkan pendidikan ibadah/dzikir yang benar agar para
santri(Pasien) dapat mengerti dalam proses mengenal Tuhannya.
b. Pengobatan Tradisional
Dalam mengobati para Santri(Pasien) para korban
Narkoba dan kelainan perilaku digunakan cara-cara tradisional seperti :
Penotokan urat-urat syaraf di daerah-daerah tertentu untuk mengeluarkan
racun dan memperbaiki fungsi syaraf dan organ tubuh. Selain itu para
santri(Pasien) juga diberikan ramuan tradisional dua hari sekali, yang
bahan-bahannya didapat dari sumber daya alam yang ada di lingkungan
sekitar Pondok Pesantren. Untuk mendukung program pengobatan tradisional
tersebut, maka para santri(Pasien) tidak diperbolehkan mengkonsumsi
obat-obatan kimia selama 15 hari, kecuali vitamin.
c. Olah Raga
Selain meningkatkan mental dan Spiritual para
santri(Pasien) kami juga menjalankan program olah raga yang dilakukan
setiap hari guna memulihkan dan mengembalikan kesehatan serta stamina
para santri(Pasien) dengan bermain sepak bola, bulu tangkis, bola
volley, dan pencak silat.
d. Kesenian
Dalam mengimbangi kegiatan-kegiatan para
santri(Pasien), di Pondok Pesantren juga diadakan kesenian calung,
gendang pencak dan nasyid.
e. Pengajian
Di setiap Senin malam di adakan pengajian rutin bagi
yang beragama Islam dan bergabung bersama-sama masyarakat sekitar, guna
meningkatkan silaturrami. Adapun bagi yang beragama lain diperlakukan
sama, kecuali dalam acara ritual keagamaan.
0 komentar