Senin, 30 Januari 2017

Pondok Pesantren Bina akhlaq

Pondok Pesantren Bina akhlaq - Ayo Ke Cianjur, pertama kali dirintis oleh K.H.  Djalaluddin Isa Putra pada tahun 1982 di Cianjur dan resmi memiliki pemondokan ala kadarnya tahun 1993 di kampung Sukawargi (dahulu Cikadu) Desa Babakan Karet Kecamatan Cianjur.
Berawal dari rasa kepedulian beliau, melihat kenyataan yang terjadi khususnya yang menimpa generasi muda kita baik di Cianjur ataupun daerah lain, dimana aturan agama dan norma kemanusiaan jauh terabaikan.

 
Arus Globalisasi yang begitu gencar, telah menggeser nilai-nilai budaya dan moral sebagai Bangsa Indonesia, akibatnya pola hidup dan daya fantasi generasi muda kita tenggelam ke dalam kehidupan yang penuh kebebasan, kekerasan, sadisme, dan hal-hal yang tidak logis.
Lemahnya mental dan kurangnya kepedulian sebagian orang tua terhadap perkembangan kehidupan generasi muda, membuat kehidupan generasi muda kita semakin terpuruk. Pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba) akhirnya menjadi alternatif bagi mereka.
Terdodrong oleh panggilan nurani dan tanggung jawab terhadap Agama, Bangsa, dan Negara akhirnya K.H. Djalaluddin Isa Putra memberanikan diri untuk mencoba mengadakan semacam pembinaan terhadap generasi muda yang menjadi korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba). Berbekal ilmu Agama yang beliau peroleh dari Pesantren dan Ilmu Pijat (Akupresur), serta ilmu Anatomi tubuh yang beliau pelajari dari ilmu bela diri, maka beliau mencoba mengkombinasikannya sehingga lahirlah suatu sistem metoda pembinaan yang memang masih jarang ditemui pada saat ini, disamping di bina akhlaqnya (mental), ditambah dengan pemijatan (refleksi) urat-urat syaraf yang memang rusak akibat dari penggunaan obat-obatan terlarang (Narkoba) tersebut.
Masih sedikitnya Pesantren maupun lembaga pembinaan yang khusus membina dan mengarahkan para korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba), timbul rasa optimisme bahwa pembinaan semacam itu dapat dijadikan alternatif sesuai dengan tuntutan jaman.
Alhamdulillah bahwa tanggapan dari masyarakat atas ide tersebut sangat positif, kemudian berkembang menjadi semacam tekad yang sangat kuat. Dengan sarana dan prasarana apa adanya, sejak tahun 1993 sampai saat ini, Pondok Pesantren Rehabilitasi “Bina Akhlaq” telah membina hampir 7000 orang pasien (santri), para generasi muda dan mudi yang menjadi korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba), dan kini mereka telah kembali ke masyarakat dengan keadaan sehat lahir maupun batin.
Pemilihan nama “Bina Akhlaq” bagi Pesantren Rehabilitasi ini, didasari oleh jiwa dan semangat untuk menjadikan pesantren ini sebagai pesantren yang memprioritaskan akhlaq (mental dan moral) dalam pembinaannya, sebagai upaya penanggulangan korban pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba) dengan menggunakan sistematika wahyu sebagai pola dasar dalam pembinaannya.
Dengan kondisi asrama (pemondokannya) yang hanya berukuran 100 m2, sampai saat ini Pondok Pesantren Rehabiltasi Narkoba “Bina Akhlaq” hanya bisa menampung santri sebanyak 215 orang santri saja, oleh karena itu system penerimaan santri menggunakan sistem estafeta.      

            I.      GAMBARAN YAYASAN

Yayasan Bina Akhlaq terletak di Kampung Sukawargi Desa Babakan Karet Kecamatan dan Kabupaten Cianjur, kurang lebih 3 kilometer dari jalan protokol Cianjur – Jakarta. Corak masyarakat sebagian besar berada dalam garis keterbatasan. Hal ini mengakibatkan keberadaan Yayasan kurang leluasa untuk mencari dana dari daerah setempat.

         II.      POLA DASAR PEMBINAAN

§  MAKSUD DAN TUJUAN

Melahirkan dan membentuk generasi muda yang berkepribadian baik dan mulia serta membentuk cara dan pola berpikir santri(Pasien) yang konstruktif dan produktif dalam berbuat baik semaksimal mungkin dan selalu bermental positif dan optimis dalam menanggapi seluruh kenyataan hidup dan selalu siap mengambil inisiatif dan penuh perhatian dalam memikirkan kepentingan orang lain serta terbiasa dalam memikul tanggung jawab.
§  KEGIATAN DAN METODA PEMBINAAN

a.       Bimbingan Spiritual

Membangkitkan mental spiritual para santri(Pasien) dengan mengajarkan pendidikan ibadah/dzikir yang benar agar para santri(Pasien) dapat mengerti dalam proses mengenal Tuhannya.
b.       Pengobatan Tradisional
Dalam mengobati para Santri(Pasien) para korban Narkoba dan kelainan perilaku digunakan cara-cara tradisional seperti : Penotokan urat-urat syaraf  di daerah-daerah tertentu untuk mengeluarkan racun dan memperbaiki fungsi syaraf dan organ tubuh. Selain itu para santri(Pasien) juga diberikan ramuan tradisional dua hari sekali, yang bahan-bahannya didapat dari sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar Pondok Pesantren. Untuk mendukung program pengobatan tradisional tersebut, maka para santri(Pasien) tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan kimia selama 15 hari,  kecuali vitamin.
c.        Olah Raga
Selain meningkatkan mental dan Spiritual para santri(Pasien) kami juga menjalankan program olah raga yang dilakukan setiap hari guna memulihkan dan mengembalikan kesehatan serta stamina para santri(Pasien) dengan bermain sepak bola, bulu tangkis, bola volley, dan pencak silat.
d.       Kesenian
Dalam mengimbangi kegiatan-kegiatan para santri(Pasien), di Pondok Pesantren juga diadakan kesenian calung, gendang pencak dan nasyid.
e.        Pengajian
Di setiap Senin malam di adakan pengajian rutin bagi yang beragama Islam dan bergabung bersama-sama masyarakat sekitar, guna meningkatkan silaturrami. Adapun bagi yang beragama lain diperlakukan sama, kecuali dalam acara ritual keagamaan.
Load disqus comments

0 komentar